Minggu, 26 Agustus 2012

Pengertian ISLAM


Kata Islam itu berasal dari bahasa Arab al-islam ( اَلْاِسْلَامُ). Kata al-islam ini ada di dalam Al-Qur’an dan di dalamnya terkandung pula pengertiannya, diantaranya dalam surat Ali Imron (3) ayat 19 dan surat Al-Maidah (5) ayat 3. Apa yang dapat kita pahami dari kedua ayat ini? Berikut ini penjelasannya.
Al-Qur’an surat Ali Imron (3) ayat 19, lafalnya, “ innad-dina ‘indallohil-islam…”, artinya, “ Sesungguhnya “ad-din” di sisi Alloh (adalah) al-islam…”

Yang dapat dipahami dari ayat ini adalah bahwa “al-islam” adalah nama suatu “ad-din” (jalan hidup) yang ada di sisi Alloh (‘indalloh). Ad-din maknanya adalah al-millah atau ash-shirot atau jalan hidup, ia berupa bentuk-bentuk keyakinan (al-‘aqidah) dan perbuatan (al-‘amal). Al-islam sebagai ad-din yang ada di sisi Alloh, tentunya berupa bentuk-bentuk keyakinan dan perbuatan yang ditentukan dan ditetapkan oleh Alloh dan bukan hasil dari buah pikiran manusia, karenanya ia dinamakan juga dinulloh (QS 110 ayat 2). Al-islam itu diperuntukkan bagi manusia sebagai petunjuk dari Alloh (huda minalloh) kepada manusia (QS 28 ayat 50) di dalam mengarungi kehidupan di dunia ini. Sementara itu Alloh berfirman, lafalnya, “ al-haqqu mir-robbika fala takunanna minal-mumtarin “ (QS 2 ayat 147), artinya, “ Al-Haq (kebenaran) itu dari robb (Tuan, Tuhan) engkau (wahai Muhammad saw) (yakni dari Alloh) maka janganlah engkau termasuk orang-orang yang ragu “. Firman Alloh ini menyatakan dengan jelas sekali bahwa al-haqqu (kebenaran) itu dari Alloh (robb-nya Muhammad saw). Oleh karena al-islam itu ada di sisi Alloh, sementara itu al-haqqu itu dari Alloh maka tentunya al-islam itu tidak lain adalah al-haqqu (kebenaran) yang berasal dari Alloh itu. Sementara itu pula Alloh berfirman, lafalnya, “ …wa innaka latahdi ila shirothim mustaqim , shirothillahil-ladzi lahu ma fis-samawati wa ma fil-ardhi…” (QS 42 ayat 52-53), artinya, “ …dan sesungguhnya engkau (wahai Muhammad saw) benar-benar memberi petunjuk kepada “ash-shirothol-mustaqim” (jalan yang harus ditegakkan) (yakni) “ash-shiroth” (jalan) (yang ditentukan dan ditetapkan oleh) Alloh yang mana milik-Nya (segala) apa-apa yang ada di langit-langit dan apa-apa yang ada di bumi…”. Firman Alloh ini menyatakan dengan jelas sekali bahwa “ ash-shirothol-mustaqim” adalah “ash-shiroth” (jalan) yang ditentukan dan ditetapkan oleh Alloh yang tentu berasal dari Alloh pula. Oleh karena al-islam itu di sisi Alloh, sementara itu “ash-shirothol-mustaqim” adalah jalan yang ditentukan dan ditetapkan oleh Alloh dan berasal dari Alloh, maka tentunya al-islam itu tidak lain adalah juga “ash-shirothol-mustaqim” yang berasal dari Alloh. Yang mana misi Iblis dan bala tentaranya berusaha menjauhkan manusia dari “ash-shirothol-mustaqim” ini (QS 7 ayat 16) yang berarti pula menjauhkan manusia dari al-islam.

Jika al-islam itu ada di sisi Alloh, lalu bagaimana ia bisa sampai kepada manusia? Ya tentu hanya melalui wahyu Alloh dan penjelasannya yang Alloh turunkan kepada para Nabi dan Rosul-Nya dari Adam as hingga Muhammad saw, termasuk Isa putra Maryam as, Musa as, Nuh as, Ibrohim as, dll. Dan al-islam dalam bentuknya yang final (tidak ada lagi perubahan) dan sempurna (mencakup segala segi kehidupan dan tidak perlu penambahan atau pengurangan) yang tentu diturunkan kepada Nabi dan Rosul-Nya yang terakhir, Muhammad saw, melalui Al-Qur’an dan penjelasannya(QS 75 ayat 19).

Dari ayat ini pula kita pahami bahwa penamaan ad-din ini dengan al-islam adalah penamaan dari Alloh sendiri, bukan dari manusia. Suatu nama biasanya memiliki arti, demikian juga dengan al-islam juga memiliki arti, yakni “al-inqiyadu li-amaril-amiri wa nahihi bila i’tirodh “, yang artinya,” tunduk/patuh/berserah-diri kepada perintah dan larangan yang memerintah tanpa penolakan “. Namun dalam hal ini al-islam itu adalah tunduk/patuh/berserah-diri kepada Alloh saja, bukan tunduk/patuh/berserah-diri kepada apa saja yang dianggap sebagai robb (Tuan, Tuhan) dan ilah (Tuan, Tuhan), karena Alloh berfirman, lafalnya, “ wa man ahsanu dinan mimman aslama wajhahu lillahi wa huwa muhsinun…”(QS 4 ayat 125), artinya, “ Dan siapakah yang labih baik ad-din-(nya) dari pada orang-orang yang tunduk/patuh/berserah-diri kepada Alloh dan dia berbuat baik…”. Maka tunduk/patuh/berserah-diri kepada robb-robb dan ilah-ilah selain Alloh tidak berhak dinamakan al-islam dan lebih tepat jika dinamakan ghoirul-islam.
Dan karena al-islam itu dari Alloh tentu saja ia diridhoi Alloh.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management